Ibu kota Ukraina, Kyiv, dihantam serangan oleh pesawat tak berawak atau drone kamikaze pada Senin (17/10/2022) pagi waktu setempat. Kepala staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, melaporkan serangan pesawat tak berawak "kamikaze" dari pasukan Rusia melalui Telegramnya. "Rusia berpikir itu akan membantu mereka," kata Yermak, lapor .
"Kami membutuhkan lebih banyak pertahanan udara sesegera mungkin. Kami tidak punya waktu untuk menunda. Kami membutuhkan lebih banyak senjata untuk melindungi langit dan menghancurkan musuh," imbuhnya. Dalam pesan Telegram terpisah, Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan serangan drone mengakibatkan kebakaran di sebuah gedung. "Petugas pemadam kebakaran sedang bekerja. Beberapa bangunan tempat tinggal telah rusak. Petugas medis ada di lokasi," kata Klitschko.
Setidaknya ada tiga ledakan yang terdengar di Kyiv sekira pukul 06.45 waktu setempat pada Senin hari ini diakibatkan serangan dari pasukan Rusia. Salah satu ledakan terjadi di distrik Shevchenkivskyi di pusat ibu kota Ukraina, menurut laporan Vitali Klitschko. Drone kamikaze dari Iran yang diduga digunakan pasukan Rusia selama invasi telah lama diwaspadai Ukraina.
Kyiv menuduh Moskow menggunakan drone kamikaze dalam serangannya di Kyiv, Vinnytsia, Odesa, Zaporizhzhia, dan kota kota lain di seluruh Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Menyusul hal ini, Ukraina meminta kepada negara negara Barat untuk meningkatkan bantuannya dalam menghadapi drone mematikan tersebut. Penggunaan drone meningkat sejak Moskow mendapat pasokan dari Iran.
Ukraina sendiri menggunakan drone kamikaze untuk menyerang target target Rusia dan mendesak sekutu memasok lebih banyak. Pesawat tak berawak Kamikaze atau juga disebut drone bunuh diri, adalah jenis sistem senjata udara. Drone ini dikenal sebagai loitering munition karena mampu berkeliaran dan berputar putar di sekitar area sasaran dalam jangka waktu tertentu untuk mencari dan mengidentifikasi target sebelum menyerang, lapor .
Drone ini berukuran kecil, portabel, dan mudah diluncurkan. Namun, keunggulan utama drone kamikaze adalah karena senjata ini sulit dideteksi dan dapat ditembakkan dari jarak jauh. Nama "kamikaze" mengacu pada fakta bahwa drone jenis ini dapat dibuang.
Mereka dirancang untuk menyerang di belakang garis musuh dan dihancurkan dalam serangan, tidak seperti drone militer yang lebih tradisional, lebih besar dan lebih cepat yang kembali ke markas setelah menjatuhkan rudal. Ukraina dan intelijen AS mengatakan bahwa Rusia menggunakan drone kamikaze buatan Iran. Bulan Agustus lalu, pejabat AS mengatakan Rusia membeli drone seri Shahed dari Iran yang mampu membawa rudal berpemandu presisi dan memiliki muatan sekitar 50 kg.
Menurut Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Rusia memesan 2.400 drone Shahed 136 dari Iran. Ukraina mengklaim pasukannya telah menembak jatuh salah satu drone ini untuk pertama kalinya bulan lalu di dekat kota Kupyansk di Kharkiv. Militer Kyiv mengatakan Rabu (12/10/2022), bahwa mereka telah menjatuhkan 17 drone Shahed 136 hari itu saja.
Menurut foto yang dirilis oleh pihak berwenang Ukraina, Rusia mengganti nama Shahed dan menggunakannya dengan nama "Geran". Moskow juga memiliki drone kamikaze sendiri, yang dibuat oleh produsen senjata Rusia, Kalashnikov Concern. Sementara itu, militer Ukraina menggunakan drone kamikaze RAM II yang dikembangkan perusahaan Ukraina dan dibeli dengan uang sumbangan dari warga.
Amunisi pengembara berpemandu presisi ini dapat membawa hulu ledak seberat 3 kg dan memiliki jangkauan terbang hingga 30 km, menurut pabrikan. Amerika Serikat juga mengirim beberapa jenis senjata udara ke Ukraina, salah satunya drone Switchblade. Drone kamikaze buatan AeroVironment berukuran kecil ini dapat membawa hulu ledak dan meledak saat terjadi benturan.
Switchblade 300 yang lebih kecil dapat mencapai target hingga 9,6 km, sedangkan Switchblade 600 yang lebih besar dapat menyerang lebih dari 32 km. Pada bulan Mei, AS mengirim drone "hantu phoenix" kepada militer Ukraina, yang diyakini mirip dengan Switchblade. Inggris juga memberi Ukraina senjata udara, termasuk 850 drone mikro Black Hornet yang diluncurkan dengan tangan.
Ukraina juga telah menggunakan drone Bayraktar TB2 buatan Turki.